Contoh KKM Kurikulum 2013 (K13) untuk Guru SD, SMP, dan SMA
Contoh KKM K13 Lengkap: Panduan Mudah untuk Guru SD, SMP, dan SMA
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah salah satu instrumen penting dalam Kurikulum 2013 (K13). Setiap guru wajib menetapkan KKM sebagai acuan untuk menilai apakah siswa sudah tuntas dalam suatu kompetensi dasar. Tanpa KKM, proses penilaian menjadi kurang terukur.
Artikel ini akan membahas pengertian, fungsi, cara menyusun, hingga contoh KKM K13 untuk SD, SMP, dan SMA.
Pengertian KKM dalam Kurikulum 2013
Apa Itu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
KKM adalah batas nilai minimal yang harus dicapai siswa untuk dinyatakan tuntas dalam menguasai kompetensi dasar (KD).
Misalnya, jika nilai KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah 70, maka siswa yang mendapat nilai 68 dianggap belum tuntas.
Peran KKM dalam Proses Pembelajaran
-
Sebagai standar minimal pencapaian kompetensi.
-
Menjadi dasar dalam memberikan program remedial.
-
Acuan bagi guru untuk menilai keberhasilan pembelajaran.
Fungsi KKM K13 Bagi Guru dan Siswa
-
Untuk Guru: Menjadi pedoman menyusun strategi pembelajaran.
-
Untuk Siswa: Memberikan target belajar yang harus dicapai.
-
Untuk Sekolah: Menjadi acuan mutu pendidikan di satuan pendidikan.
Komponen yang Menentukan KKM
1. Kompleksitas Materi
Semakin sulit materi, biasanya semakin rendah KKM yang ditetapkan.
2. Daya Dukung Sekolah
Ketersediaan sarana, prasarana, dan sumber belajar memengaruhi penetapan KKM.
3. Intake (Kemampuan Awal Siswa)
Jika mayoritas siswa memiliki kemampuan tinggi, KKM bisa ditetapkan lebih tinggi.
Cara Menyusun KKM K13 yang Benar
1. Identifikasi Kompetensi Dasar (KD)
Ambil daftar KD dari dokumen kurikulum.
2. Analisis Faktor Penentu
Nilai setiap KD berdasarkan kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa.
3. Penentuan Nilai KKM
Gunakan rumus sederhana:
KKM = (Kompleksitas + Daya Dukung + Intake) / 3
Contoh: (70 + 75 + 80) / 3 = 75
4. Validasi dan Penetapan KKM
Diskusikan hasil KKM dalam forum MGMP/KKG, lalu tetapkan secara resmi melalui kepala sekolah.
Contoh Format KKM K13
Contoh KKM SD K13
Mata Pelajaran | Kompetensi Dasar | KKM |
---|---|---|
Bahasa Indonesia | Menyebutkan ide pokok teks bacaan | 70 |
Matematika | Menyelesaikan soal penjumlahan bilangan | 72 |
IPA | Mengidentifikasi makhluk hidup | 68 |
Contoh KKM SMP K13
Mata Pelajaran | Kompetensi Dasar | KKM |
---|---|---|
Bahasa Inggris | Membuat teks descriptive sederhana | 75 |
Matematika | Menghitung luas bangun datar | 78 |
IPS | Menjelaskan kondisi geografis Indonesia | 74 |
Contoh KKM SMA K13
Mata Pelajaran | Kompetensi Dasar | KKM |
---|---|---|
Biologi | Menjelaskan sistem pernapasan manusia | 76 |
Fisika | Menghitung hukum Newton | 78 |
Ekonomi | Mendeskripsikan konsep permintaan dan penawaran | 75 |
Perbedaan KKM K13 dengan Kurikulum Merdeka
-
K13 → Menggunakan KKM sebagai batas nilai minimal.
-
Kurikulum Merdeka → Tidak mengenal KKM, tetapi menggunakan CP (Capaian Pembelajaran) dan penilaian berbasis deskripsi.
Kesalahan Umum dalam Menentukan KKM
-
Menetapkan KKM terlalu tinggi tanpa melihat kondisi siswa.
-
Menyamakan KKM semua mata pelajaran.
-
Tidak melibatkan guru lain atau kepala sekolah dalam penetapan.
Tips Agar KKM Realistis dan Mudah Dicapai
-
Analisis kemampuan siswa secara obyektif.
-
Sesuaikan KKM dengan fasilitas sekolah.
-
Jangan hanya menyalin KKM dari sekolah lain.
FAQ Seputar Contoh KKM K13
1. Apakah KKM sama di semua sekolah?
Tidak. KKM bisa berbeda tergantung kondisi sekolah dan siswa.
2. Siapa yang menentukan KKM?
Guru mata pelajaran bersama tim sekolah (MGMP/KKG).
3. Apa yang terjadi jika siswa tidak mencapai KKM?
Siswa harus mengikuti remedial hingga mencapai ketuntasan.
4. Apakah KKM bisa diubah tiap tahun?
Ya, KKM sebaiknya dievaluasi setiap tahun ajaran.
5. Apakah KKM masih berlaku di Kurikulum Merdeka?
Tidak. Kurikulum Merdeka tidak menggunakan KKM.
Kesimpulan
Contoh KKM K13 di atas dapat dijadikan referensi bagi guru SD, SMP, maupun SMA. Prinsip utama dalam menentukan KKM adalah memperhatikan kompleksitas materi, daya dukung sekolah, dan intake siswa.
Dengan KKM yang realistis, pembelajaran menjadi lebih terukur, dan siswa memiliki target capaian yang jelas.